Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Drama Korea "Lovely Runner"

 Analisis Semiotika Roland Barthes dalam Drama Korea "Lovely Runner"


PENDAHULUAN

            Negara Korea Selatan yang tedapat di Asia Timur ialah bagian dari Semenanjung Korea. Korea Selatan memiliki kebudayaan yang beragam seperti busana, makanan, musik Gelombang budaya Korea yang dikenal sebagai fenomena budaya Korea dengan adanya perkembangan yang pesat. Hallyu berfokus pada aspek buday korea seperti drama, musik, film dan kecantikan. Menurut Maliangkay (dalam Khairunnisa, 2019) Sejak tahun 2002 setelah adanya Piala Dunia antara Korea Selatan dan Jepang yang membuat penyebaran budaya itu terjadi dan diperlihatkan melalui stasiun televisi Indonesia. Munculnya drama melalui stasiun tv pertama yaitu Trans TV mulai menampilkan tayangan drama seri bertema Mother Sea pada 26 Maret 2002 lalu bertambah dengan adanya 50 judul terbaru Drama Korea yang akan ditayangkan oleh media penyiaran Indonesia di tahun 2011 sehingga adanya peningkatan setiap tahunnya (Florensia 2022). Sejak saat itu, perkembangan Korean Wave di Indonesia mulai meningkat setiap tahunnya sehingga banyak orang ingin berkunjung dan belajar bahasa Korea. Berdasarkan Survei Kata Data Insight Center (KIC) dan Zigi.id, penggemar Indonesia sebanyak 41,1 persen membuka konten Korea Selatan biasanya mencapai 1 hingga 3 jam perhari dengan populasi terbanyak berada di Pulau Jawa (Annur 2022). Konten yang ditonton atau di dengarkan seperti lagu, drama Korea, acara Reality Show, Video Musik, Film, dan lainnya. Korea Selatan memberikan efek positif kepada dunia internasional di bidang entertainment dan industri kreatif dengan pencapaian yang didapat di kancah internasional. Salah satu bidang Korean Wave yang sedang digemari yaitu drama. 

        Drama adalah genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama. Drama Korea (disingkat Drakor) adalah seri televisi dengan bahasa Korea, umumnya dibuat di negara Korea Selatan. Drama Korea populer di seluruh dunia khususnya Asia, bersamaan dengan merebaknya budaya populer Korea (disebut gelombang Korea). Drama Korea dengan mudahnya ditonton via layanan streaming yang menyediakan takarir dengan banyak pilihan bahasa. Banyak dari drama tersebut yang sukses dan tayang di saluran televisi di banyak negara. Drama Korea punya citra baik di mata internasional terkait dengan fashion, gaya dan budaya. 

        Drama Korea tersebut dibentuk dengan format serial yang tayang di berbagai stasiun televisi Korea, umumnya terdiri dari 16 episode sampai 32 episode. Drama tersebut terdiri dari audio dan visual yang efeknya membuat para penonton ikut merasakan dan menyalurkan perasaan nya melalui drama tersebut. Unsur yang terkandung didalam drama yang disajikan sangat beragam, salah satunya adalah unsur dari segi kebenaran dalam cerminan masyarakat. Selain itu, drama merekam adanya unsur perkembangan yang terjadi dalam masyarakat seperti pesan moral, hiburan, politik dan ekonomi sehingga dapat melekat pada siapapun yang menyaksikan drama. Unsur budaya yang melekat pada drama Korea berupa unsur tema, penokohan, dialog dan kebudayaan sehingga penonton tertarik dan mengikuti alur drama tersebut. Drama Korea memiliki dialog dan alur cerita yang dapat menyentuh perasaan berbagai kalangan orang sehingga kualitasnya tidak dapat diragukan lagi. Adapun beberapa aspek dalam drama korea diantaranya tema lagu yang berkarakter emosional, penentuan aktor dan aktris dan peran yang dibuat secara natural tanpa dibuat-buat serta menampilkan keindahan dari berbagai tempat pemandangan di Korea Selatan. Drama Korea banyak menampilkan sisi historis, budaya hingga sisi modern yang menjadi pusat perhatian dunia.


Salah satu drama Korea yang menarik perhatian khalayak yaitu Lovely Runner. Lovely Runner merupakan drama korean yang diadaptasi dari web novel The Best of Tomorrow karya Kim Bbang. Drama Korea ini bergenre drama, romansa yang menceritakan kisah cinta seorang penggemar fans bernama Im Sol (Kim Hye-yoon) yang sangat mengagumi idolanya yang tergabung dalam boyband bernama Eclips, Ryu Sun-Jae (Byeon woo-seok). Drama ini disutradarai oleh Boo Shung Chul, Yoon Jong Ho dan Kim Tae Yeong, sementara penulis naskah Lee Shi Eun. 

  METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini akan menerapkan metode penelitian Kualitatif. Penelitian Kualitatif ialah susunan penelitian yang disampaikan agar dapat mewujudkan dan menjabarkan setiap peristiwa, sikap, prinsip, pandangan secara perorangan ataupun kelompok (Andiara dan Muhdaliha 2022). Menurut Cresswell dalam Penelitian kualitatif biasanya memberikan penjelasan dan gambaran serta analisis yang rinci terhadap objek atau topik yang akan dianalisis dalam lingkungan sosial tertentu (Mudjiyanto et al. 2023). Hal ini mengacu pada cara mengaplikasikan deskripsi tersebut dengan data yang valid untuk ditunjukkan melalui gambaran dan pemikiran yang berasal dari informasi beserta kejadian yang sebenernya terjadi. Data yang digunakan untuk menganalisis yaitu berupa data primer dari sebuah potongan scene berisi adegan dalam Drama Lovely Runner. 

Dalam Penelitian ini menggunakan teknik analisis Semiotika Roland Barthes yang berpusat pada pemahaman dari sebuah pesan yang terdapat dalam Drama Korea “Lovely Runner”. Drama Ini mengandung makna yang sangat mendalam dimana mereka saling melengkapi dan saling menyanyangi satu sama lain, Im sol yang menjadi penyelamat bagi Sun Jae merupakan anugerah terbesar yang dimilikinya pun begitu baliknya. Cinta mereka yang begitu tulus serta saling melengkapi menjadi cinta sejati yang selalu disatukan oleh takdir cinta mereka. Drama ini menjadikan inspirasi pada proses penelitian ini. Dalam Analilis Semiotika Roland Barthes terdapat kerangka yang dapat memudahkan kita dalam memahaminya. 

                                                                 Konsep Semiotika Roland Barthes

Dalam Konsep Semiotika Roland Barthes terdapat dua proses signifikasi dalam peta analisis Barthes. Tahap pertama atau signifikasi pertama adalah tataran denotatif. Denotatif adalah sebuah makna yang terlihat jelas secara kasat mata, artinya makna denotatif merupakan makna yang sesungguhnya atau suatu tatanan pertama yang dimana makna tersebut bersifat tertutup, dimana makna denotasi menghasilkan makna yang bersifat eksplisit, langsung dan pasti. Tanda denotatif juga merupakan penanda konotatif, yang sudah masuk pada tahap atau signifikasi kedua. Sedangkan Tanda Konotatif adalah tanda yang penandanya mempunyai keterbukaan makna atau makna yang implisit, tidak langsung, dan tidak pasti, artinya terbuka kemungkinan terhadap penafsiran-penafsiran baru. Tahap atau signifikasi pertama adalah aspek bahasa, sedangkan tahap atau signifikasi kedua adalah aspek mitos. Aspek mitos inilah yang merupakan goals dari memilih aliran Barthes untuk menganalisis tanda. Dengan menggunakan aliran Barthes untuk menganalisis tanda, mitos menjadi apa yang hendak ditemukan oleh seseorang dalam analisis dari Barthes ini. Mitos dalam aliran Barthes bukanlah mitos seperti kisah mitologi atau sejenisnya. Mitos di sini adalah ideologi gagasan yang terus diproduksi secara berulang di mana tanda berada.

HASIL DAN PEMBAHASAN

               Penelitian ini telah dianalisis oleh peneliti di dalam drama Korea “Lovely Runner” ini, maka dari itu peneliti memperoleh sebagian scene dalam drama “Lovely Runner” yang menunjukkan adanya pesan serta tanda yang diperlukan dalam analisis semiotika. Drama “Lovely Runner” memiliki makna yang mendalam bagi para penonton drama ini. 
                   
                  Drama “Lovely Runner” menceritakan tentang Ryu Sun Jae (Byeon Woo Seok) merupakan seorang selebriti yang memiliki banyak penggemar sejak memulai debutnya. Meskipun terlihat memiliki kehidupan yang sempurna, Sun Jae ternyata menyimpan rasa lelah akibat kerasnya dunia hiburan. Di lain sisi, Im Sol (Kim Hye Yoon), fans setia Ryu Sun Jae, merupakan perempuan yang pernah mengalami kecelakaan sewaktu masa remajanya, namun dengan iringan lagu-lagu Ryu Sun Jae, ia mampu melanjutkan hidupnya. Kisah ini berawal ketika Sol mendapatkan berita kematian tragis Sun Jae, idola kesayangannya. Sol kemudian mengalami takdir aneh, di mana ia kembali ke 15 tahun yang lalu dan bertemu lagi dengan Sun Jae. Dengan tekad kuat, Sol berusaha untuk menyelamatkan Sun Jae dan mengubah takdir mereka.
                    
                   Drama ini memperlihatkan kisah cerita tentang sebuah cinta yang ditakdirkan bersama sejak awal dan cinta mereka yang membuat penonton sangat kagum melihatnya , karena banyak perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi dalam perjalanan cinta mereka yang penuh dengan lika-liku. Drama ini dianalisis oleh peneliti dari beberapa scene episode yang dimana drama ini on going.

  • Scene Im Sol Time Travel kembali 15 Tahun yang lalu
    Sumber: (Viu: Episode 1)
     
    Denotasi:
          Adegan dimana Jam Tangan milik Im sol yang dibeli olehnya terjatuh saat Im Sol mendapat                  kabar bahwa idola nya tersebut bunuh diri. Pada saat itu Im Sol melihat kabar bahwa idolanya              tersebut meninggal, dan Im Sol menekan tombol yang ada di Jam Tangan tersebut ia berada di               kehidupannya 15 tahun sebelumnya. 

          Konotasi:

          Jam Tangan tersebut membuat ia kembali pada kehidupan 15 tahun sebelumnya untuk                             menyelamatka idolanya.
        
           Mitos:   
           
           Mitos yang didapatkan dalam scene ini adalah jam tangan mengajarkan kita untuk menghargai                             waktu. Setiap detik yang berlalu adalah sebuah peluang yang tak akan kembali. Dengan melihat jam                               tangan, kita diingatkan untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Ini mengingatkan kita untuk                                  tidak terbuang dalam kesibukan tanpa arah dan fokus. Jam Tangan sangat erat kaitannya dengan cinta,                           barang yang dibeli Im Sol merupakan hadiah yang sangat indah baginya serta Jam yang disimbolkan sebagai                 cinta yang abadi. 
  • Scene ketika Im Sol memberi payung kuning kepada Sun Jae didepan Rumah
Sumber: Tvn 
Denotasi: 
Im Sol memberikan Payung yang berwarna kuning untuk Sun Jae

Konotasi: 
Payung sebagai barang yang digunakan untuk melindungi Sun Jae dari Kehujanan 

Mitos:
Payung kuning menjadi manifestasi legenda bahwa siapa pun yang berbagi payung kuning akan jatuh cinta dan berbagi kasih dalam ikatan yang begitu kuat.

  • Scene ketika Sun Jae memberi payung biru kepada Im Sol di Kampus

Denotasi: 
Sun Jae memberikan Payung yang berwarna biru kepada Im Sol

Konotasi: 
Payung sebagai barang yang digunakan untuk melindungi Im Sol dari Kehujanan 

Mitos:

Penggunaan payung warna biru, Sangat pas karena menyimbolkan kehidupan, harapan, kemudaan, dan utopia. Seperti warna langit saat cerah, biru diasosiasikan dengan harapan dan kehidupan. Payung biru inilah yang menjadi pengikat takdir Sun-jae dan Sol.

  •     Scene ketika Sun Jae memberi payung hitam kepada Im Sol di Jembatan Hanyang Saat turun salju


Denotasi: 
Sun Jae memberikan Payung yang berwarna hitam kepada Im Sol

Konotasi: 
Payung sebagai barang yang digunakan untuk melindungi Im Sol dari salju yang turun

Mitos:

Hitam kerap diasosiakan dengan konotasi negatif seperti kegelapan, malam, dan kematian. Meski begitu, di masa Joseon di Korea, warna hitam dipandang sebagai warna formal dan kewibawaan. Namun, di masa kini, warna hitam malah dapat makna yang lebih positif. Hitam jadi simbol gaya dan kemodernan. Dalam drama ini, payung hitam Sun-jae  menjadi penyampai makna bahwa ia tak baik-baik saja. Pertemuannya dengan Sol justru mengarahkannya ke tindakan bunuh diri. Tindakan Sun-jae memberikan payung hitam itu ke Sol seperti menyiratkan bahwa ia ingin Sol menyelamatkannya dari kegelapan rasa bersalah yang ia tanggung.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspresi Diri

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA POSTER FILM SIKSA KUBUR

CGI dalam Pembuatan Film