Literature Review dari 20 Jurnal terkait Drama Korea (Drakor)

Pendahuluan 

Dalam pembahasan terkait jurnal yang akan saya bahas untuk pertemuan kai ini berhubungan dengan topik sebelumnya yang saya bahas yaitu tentang Drama Korea “Lovely Runner”. Namun kali ini saya membahas mengenai lebih jauh tentang Drama Korea tidak terpaku dengan Drama Korea dengan Judul tersebut. Saya akan membahas lebih jauh tentang Drama Korea, hal tersebut menjadi fokus utama dalam mereview 20 Jurnal yang akan saya bahas. Saya memilih topik ini untuk dibahas, Drama Korea sangat diminati oleh Gen-Z bahkan Ibu Zaman Now menyukai drama tersebut. Banyak sekali kelebihan dari Drama Korea, dalam segi alur cerita yang disajikan sangatlah baik, acting para aktor dalam memainkan peran sangat bagus, serta sinemtografi yang ditampilkan dalam dramanya sangatlah baik. Hal tersebut yang membut saya ingin membahas Drama Korea. Langsung Saja kita bahas terkait Drama Korea yang menjadi Perbincangan oleh Gen-Z maupun Ibu Zaman Now. 

Pembahasan

1. Jurnal Pertama berjudul “Drama Korea dan Budaya Populer” Veida Ardia, 2014

Penelitian yang memfokuskan pada Kebudayaan Korea yang berdampak kepada negara di Macanegara terutama di Indonesia oleh Vida Ardia. Penelitian ini membahas tentang  Perkembangan Budaya Korea di Indonesia melaui Globalisasi Media. Hal tersebut menjadikan Korea sangatlah Populer dan dikenal sebagai Budaya Hallyu. Penelitian ini menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, dimana metode ini menggambarkan secara luas serta rinci tentang Drama Korea yang menjadi budaya populer. Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa budaya populer merupakan budaya yang disukai banyak orang mulai dari fashion, music, kuliner dan lain sebagainya. Budaya Populer Korea disebut Budaya Hallyu, merupakan pasar yang merajai atau bisa dikenal dengan bahasa Zaman Sekarang adalah mempuyai tahta tertinggi pasar hiburan korea bahkan luar negara  Korea. Hal tersebut yang menjadi Point Utama negara Korea dalam mencapai kekayaan serta menjadikan startergi negara ini untuk mencapai profit yang jumlahnya besar dengan kerja sama berbagai pihak pertelevisian maupun media lainnya. Hal yang mendasar budaya populer yautu dari serial drama yang ditayangkan apalagi banyak dinikmati yaitu drama yang bergenre romantis, cinta, dan kasih sayang. Drama seperti itu yang menjadi rating televisi menjadi tinggi dan pastinya sangat berpengaruh bagi para aktor film tersebut, apalagi drama tersebut diviralkan melalui konten kontrn yang dibuat misalnya potongan scene dalam drama tersebut yang dibuat semenarik mungkin, sehingga penonton yang belum menonton drama tersebut merasa penasaran. Namun ada sebagian orang yang menonton Drama Korea bergenre historical banyak sekali sejarah yang dapat kita tahu dari drama tersebut. Terlebih kita dapat mengenal budaya dari negara Korea, namun budaya kita sendiri janganlah diabaikan. dalam mengenal budaya dari negara lain dapat dijadikan pengetahuan dan pembelajaran untuk kita. Pengaruh selanjutnya dalam budaya popular Korea yaitu, semakin populernya produk khas Korea seperti pakaian, kuliner, make up, dan lain sebagainya. Bisa dilihat sekrang di Indonesia makanan Korea sudah banyak dijumpai misalnya, Tteokbokki, Bibimbap, Jjangmyeon, Bungopang, Ramyeon dan masih banyak lagi. Sehingga dari pengaruh positif yang diterima oleh negara Korea menjadi identitas yang baik di mata dunia. 

2. Jurnal Kedua berjudul “Dampak Drama Korea (Korean Wave) terhadap Pendidikan Remaja” Rahayu Putri Prasanti, Ade Irma Nurmala Dewi 2020

Penelitian ini menginterpretasikan wawancara online dari 12 informan dengan umur 18-20 tahun menempuh pendidikan strata 1 di Universitas Negeri Surabaya yakni Rahayu Putri Prasanti, Ade Irma Nurmala Dewi. Penelitian ini membahas tentang dampak yang terjadi apabila menonton Drama Korea terhadap Pendidikan Remaja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara Metode pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dimana pada penelitian tersebut dijabarkan hasil dari wawancara online yang dilakukan peneliti. Hasil dari penelitian dari wawancara yang disampaikan oleh informan terdapat dua dampak yang terjadi yakni adanya dampak negatif dan dampak poitif yang ditimbukan dalam menoton Drama Korea tersebut. Dampak negatif yang disampaikan oleh informan tersebut yaitu menculnya gejala halu. Dimana yang kita ketahui halu merupakan bahasa gaul anak zaman sekarang, dimana itu semua hanyalah imajinasi dari pikiran seseorang yang sebenernya tidak benar-benar nyata adanya. Seringkali yang menonton drama tersebut halu, seperti aktornya menjadi pasangan dirinya atau ada yang lebih parah yakni ingin menikahi aktor tersebut. Dampak negatif yang kedua adalah gangguan tidur, hal tersebut bisa terjadi karena penonton drama korea mampu menghabiskan beberapa episode yang ia tonton, hayooo siapa yang kek gini kalo nonton drakorr jangan sampai ya... ingat kesehatan juga diperlukan. Tidur yang cukup merupakan point utama bagi seorang pelajar, sebagaimana tugas pelajar yakni belajar boleh menonton drama namun diatur pola tidurnya dengan baik, sehingga ketika belajar hanya fokus pada pembelajaran di sekolah. Selanjutnya, Drama Korea menimbulkan efek kecanduaan bagi para penontonnya, hal yang membuat mereka penasaran akan episode selanjutnya dan bahaga gaul zaman sekarang yakni marathon drama, hal tersebut membuat pelajar rela menghabiskan waktu istirahat bahkan waktu belajar mereka dengan menonton drama tersebut, serta pelajar akan kehilangan semangat dalam belajar.  Dampak yang paling mengerikan adalah banyaknya adegan yang tidak di tonton oleh remaja . Seperti adegan kekerasan yang ditampilkan dalam drama, hal tersebut bisa menjadi contoh yang tidak baik bagi para remaja apagi dengan pendidikan mereka yang bisa membahayaka masyarakat sekitar. Tidak hanya dampak negatif yang ditimbukan, tersapat dampak positif yang apat diambil dalam menontn drama korea yakni memberikan motivasi dalam belajar karena banyak drama korea yang mengangkat pendidikan contohnya Drama Reply 1997. Dengan adanya drama korea, dapat menambah semngat para pelajar untuk mendapatkan beasiswa ke Korea Selatan, serta menambah bahasa baru untuk dipelajari.

3. Jurnal Ketiga berjudul “PREFERENSI MENONTON DRAMA KOREA PADA REMAJA” Diva Aulia Topan, Niken Febriana Ernungtyas 2020

Penelitian ini berfokus untuk mengetahui apakah Hallyu (Gelombang Korea) memiliki kontribusi dalam menigkakan konsumsi siswa/i SMA/ SMK dalam kehidupan sehari-hari dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari yang ditulis oleh Diva Aulia Topan, Niken Febriana Ernungtyas. Metode penelitian yang digunakan yakni melalui wawancara siswa/i SMA/ SMK dengan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menemukan alasan dibalik mereka tertarik menonton drama yaitu, alur cerita yang menarik, aktor dn aktrisnya, serta memberikan kesan ataupun pesan yang mendidik. Peneliti melakukan 3 temuan yakni, interest (ketertarikan), watching habit (kebiasaan menonton), dan mood swings (perubahan suasana hati). Dalam ketertarikan sesorang dapat dilihat dari aktor ataupun aktris yang mereka sukai, serta dalam Drama Korea banyak sekali pesan mendalam yang disampaikan entah itu tentang persahabatan, kekeluargaan dan yang lainnya. watching habit (kebiasaan menonton) dibagi jadi 2 yaitu light viewer (penonton ringan) dimana menonton drama dengan kurun waktu dua jam per hari. Serta heavy viewer (penonton ringan) dimana menonton drama dengan kurun waktu empat jam per hari. Dalam menonton drama para informan memilih waktu senggang, ada yang menonton akhir pekan atau setiap malam. Hal tersebut tergantung setiap masing individu yang menonton, kalau kamu termasuk penonton light viewer atau heavy viewer. Selanjutnya,  Mood Swings dimana para penonton drakor mengalami perubahan suasana ketika menonton drama tersebut. Jika ada scene drama senang maka suasan yang ditimbulkan pun senang apabila tiba tiba scene sedih, para penonton drakor bisa ikut merasakan sedih bahkan menangis tersedu-sedu bukan berarti para penonton lebay atau semcamnya namun akting dari para aktor/ aktris sangat baik untuk menyampaikan pesain kepada penonton. Dalam penelitian ini bahwa Hallyu tidak memengaruhi aktivitas mereka justru membuat mereka memotivasi akan drama yang ditampilkan. Selain itu tidak hanya drama korea yang mereka tonton, juga menyukai jenis variety show contohnya Running Man dan mukbang (makan dengan sekaligus banyak). 

4. Jurnal Keempat berjudul “PENGARUH PERILAKU MODELING PADA TAYANGAN DRAMA KOREA TEHADAP CITRA DIRI REMAJA PENGGEMAR DRAMA KOREA” Luvita Apsari, Marina Dwi Mayangsari, dan Neka Erlyani 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Perilaku Modeling Pada Tayangan Drama Korea Terhadap Citra Diri Remaja Penggemar Drama Korea. Penelitiaan ini menggunakan teknik purposive sampling Citra diri merupakan gambaran yang dimiliki seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk yang berfisik, sehingga citra diri sering dikaitkan dengan karakteristik karakteristik fisik termasuk di dalamnya penampilan seseorang secara umum. Perilaku remaja yang meniru gaya perpakaian dalam drama seri Korea ini membuat remaja menjadi korban mode. Dari korban mode itu membuat remaja membeli apa saja yang dilihat dalam drama tersebut agar dapat terlihat seperti tokoh di dalam drama yang ditayangkan. Perilaku tersebut membuat remaja cenderung hanya meniru apa yang mereka liat sehingga muncul perilaku imitasi terhadap remaja yang menonton tayangan drama seri Korea. Dalam penelitian ini dimana para remaja mengalami perilaku modeling, dimana perilaku tersebut merupakan perilaku meniru gaya ke koreaan, dimana fisik ataupun penampilan dari para remaja mengikuti trend yang ada. contohnya, aktor tersebut memakai jaket yang ia gunakan maka sang penggemar pun mengikutinya membeli, memakai serta menggunakan barang tersebut. Karena dalam drama sangat mempengaruhi pola atau kebiasaan yang digunakan oleh para aktor tersebut. Dapat disimpulkan juga dari analisi tersebut bahwa, perilaku modeling dengan citra diri, semakin tinggi perilaku modeling maka semakin rendah citra diri, dan sebaliknya.

5. Jurnal Kelima berjudul “Penggambaran Individualisme dalam Drama Korea Happiness” Fransiska Nikola Cahya Wardani

Penelitiaan ini berfokus pada pengambaran individu masyarakat dalam Drama Korea tersebut. Menggunakan metode penelitiaan kualitatif deskriptif dengan metode pendekatan semiotika John Fiske. Dalam Hasil penelitian ini terdapat 3 level kode sosial yang terdapat dalam teori semiotika John Fiske yaitu Level Realitas: kode sosial yang dapat dirasakan langsung oleh indera manusia, berdasarkan aspek penampilan, kostum, gestur, ekspresi, dan lingkungan.  Level Representasi: kode teknis yang berdasarkan pemahaman unsur videografi maupun sinematografi, seperti editing, sound, lighting, serta teknik pengambilan gambar seperti apa. Level Ideologi adalah level kode sosial yang mencangkup individualisme, feminisme, ras, nasionalisme, hedonisme dan lain sebagainya. Dampak yang terjadi dalam drama tersebut terdapat enam ciri-ciri individualisme, yakni segala sumber daya dimiliki secara pribadi, fokus untuk mendapatkan gelar dan aktualisasi diri, hidup mandiri dan mengutamakan kebebasan, mengandalkan sumber informasi hanya melalui media massa, melakukan pekerjaan hanya untuk kepentingan sendiri, terbiasa menggunakan teknologi modern untuk melakukan layanan langsung untuk informasi dan mendapat keuntungan.

6. Jurnal Keenam berjudul “Dampak ketergantungan menonton Drama Korea terhadap perilaku mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala” Herpina, Amsal Amri

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak ketergantungan Drama Korea terhadap perilaku mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Dalam penelitiaan ini informan dari kampus tersebut. Berdasarkan penelitian tersebut, Drama Korea memiliki alur cerita yag menarik, dimana kisahnya dikemas dalam berbagai genre mulai dari komedi, action, sejarah, romance. Selain itu juga Lokasi atau penganmbilan gambar dalam Drama Korea sangatlah indah terlebih sering memakai outdoor seperti jembaan hanyang, Jeju Island, Han River dan masih banyak lagi. Hal tersebut membuat Korea menjadi destinasi yang ingin dikunjungi oleh wisatawan mancanegara yang datang. Dampak yang terjadi ketika ketergantungan menonton drama tersebut adalah terbvawa suasana, rasa emosional yang muncul akan terjadi saat scene sedih misalnya, selain itu juga menimbulkan dampak behavioral, dampak ini menimbulkan perubahan perilaku sesorang dan munculnya gaya hidup konsumtif  membeli dan mencari hal yang berbau Korea misalnya, pakaian, aksesoris, makanan. Serta perilaku meniru informan mengadopsi bahasa, fashion yang ada didalam drama tersebut. Dampak yang signufikan terjadi yaitu dampak dimana infroman mengadopsi bebrapa kosa kata Korea, seperti kamsahamnida (Terima Kasih), Mianhae (Maaf), Aigoo (Ya Tuhan), Eonni (Kakak). Hal tersebut sangat berdampak apabila ketergantungan dengan Drama Korea pola bahasa yang digunakan, pakaian/fashion yang digunkan dalam drama tersebut perlahan akan memengaruhi kita dalam kehidupan sehari-hari. Serta makanan yang dikunsumsi pun akan saling berlinier dengan drama yang ditonton. 

7. Jurnal Ketujuh berjudul “Pengaruh Tayangan K-Drama (Korean Drama) terhadap motivasi belajar” M. Ichsan Nawawi, Nurul Anisa, Nurul Magfirah Syah, Muhammad Risqul, Aidah Azisah , Taufik Hidayat.

Penelitian ini berfokus pada hasil dari pengaruh tayangan Drama Korea. Metode yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan analisis regresi. Analisis regresi merupakan analisis data kuantitatif yang berguna untuk mendapatkan hubungan positif atau negatif dari variabel dependent dengan variabel independent dalam suatu penelitian. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu minat menonton tayangan drama korea hanya memberikan pengaruh sebesar 12.7% terhadap peningkatan motivasi belajar generasi-Z. Implikasi praktis yaitu hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu para peneliti selanjutnya dalam menggunakan metode yang lebih kompleks dan dapat meneliti untuk generasi lain dengan jumlah sampel yang lebih besar, penggunaan terjemahan Bahasa inggris sebagai motivasi pembelajaran menarik untuk dikaji lebih lanjut lagi. Berdasarkan hasil tersebut ternyata Pengarus Tayangan Drama Korea belum memenui target terhdap motivasi dalam belajar. Hal tersebiut harus terus diperhatikan. 

8. Jurnal Kedelapan berjudul “HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON DRAMA KOREA DAN TINGKAT KESUKAAN MUSIK POP KOREA DENGAN MINAT BELAJAR BAHASA KOREA PADA REMAJA” Naomi Feby Yolanda Br Saragih, S. Rouli Manalu, Djoko Setyabudi

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas menonton drama Korea dengan minat belajar bahasa Korea dan juga hubungan antara tingkat kesukaan musik pop Korea dengan minat belajar bahasa Korea dikalangan remaja. Metode Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif eksplanatori untuk menguji hubungan antar variabel. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1). Intensitas menonton drama Korea memiliki hubungan yang positif dengan minat belajar bahasa Korea. Semakin tinggi intensitas menonton drama Korea akan diikuti dengan semakin tingginya minat belajar bahasa Korea begitupun sebaliknya. Koefisien korelasi keduanya masuk dalam kategori hubungan positif yang sedang. 2. Tingkat kesukaan musik pop Korea memiliki hubungan yang positif dengan minat belajar bahasa Korea. Semakin tinggi tingkat kesukaan musik pop Korea akan diikuti dengan semakin tingginya minat belajar bahasa Korea begitupun sebaliknya. Koefisien korelasi keduanya masuk dalam kategori hubungan positif yang lemah.

9. Jurnal Kesembilan berjudul “EFEKTIVITAS PRODUCT PLACEMENT HYUNDAI PADA DRAMA KOREA DESCENDANTS OF THE SUN TERHADAP BRAND AWARENESS SURVEY PADA PENONTON DRAMA KOREA DOTS DI TANGERANG” Krisna Ayu Wulandari

Dalam penelitian yang berjudul “Efektivitas Product Placement Hyundai pada Drama Korea Descendant of The Sun“ menggunakan pendekatan kuantitatif. Dan drama Korea pun menjadi salah satu media yang perusahaan gunakan untuk memperkenalkan produknya melalui beriklan menggunakan product placement, Hyundai merupakan salah satu produk yang melakukan product placement yang dilakukan dalam drama Korea Descendant of The Sun. Pada drama korea ini bukan hanya Hyundai saja yang melakukan product placement, namun terdapat beberapa produk lain seperti laneige (kosmetik) dan Subway Sandwich. Product placement dan brand awareness memiliki hubungan satu sama lain. Manfaat pada product placement adalah exposure, frequency dan recall. semakin tinggi exposure dan frequency pada product placement maka akan semakin tinggi juga kesadaran merek yang didapatkan oleh perusahaan. Penempatan produk yang dilakukan oleh Hyundai pada drama tersebut dapat dilihat oleh penonton sehingga penonton menyadari logo tersebut. Pada pernyataan di kuisioner untuk variabel product placement mengenai apakah penonton drama Korea tersebut melihat secara jelas penempatan logo Hyundai 77% penonton menjawab setuju dan sangat setuju bahwa penonton drama korea Descendant of The Sun melihat penempatan logo Hyundai pada drama. Pada hasil statistik yang sudah diolah oleh peneliti mayoritas responden memilih setuju dan sangat setuju pada semua pertanyaan yang telah diajukan melalui kuisioner. sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas product placement Hyundai pada drama Korea Descendant of the Sun terhadap brand awareness.

10. Jurnal Kesepuluh berjudul “STRATEGI DAN DIMENSI PRODUCT PLACEMENT PERMEN KOPIKO PADA DRAMA KOREA (STUDY PADA SERIAL DRAMA TELEVISI KOREA VINCENZO)” Sri Lydianingsih Galingging, Ahmad Budiman

Pada penelitian ini berjudul “Strategi dan Dimensi Product Placement Permen Kopiko Pada Drama Korea” menggunakan metode penelitian yang pemaparannya secara deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini dipilih Agar bisa mendapatkan data seluas-luasnya terkait fenomena yang sedang diteliti serta untuk mengetahui secara mendalam tentang objek penelitian.  Product placement yang penyaluran tayangannya melalui media drama/film dapat dikategorikan dalam Integrated Explicit Brand Placement dikarenakan, sifat product placement ini aktif sehingga sangat menungkinkan dimana sebuah merek, produk atau manfaat sebuah produk serta perusahaan dapat di sebutkan secara formal pada sebuh program tayangan. Maka tak heran jika kelebihan/keunggulan sebuah produk dapat disampaikan secara jelas pada suatu dialog. Ini sangat selaras dengan produk placement permen Kopiko yang ditampilkan di Drama Vincenzo, karna semua dapat di realisasikan sesuai dengan kebutuhan promosi produk Kopiko sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Produk placemen permen Kopiko pada drama Vincenzo dapat dikatakan sukses, kesusksesan anatara Kopiko dan Vincenzo dikarenakan terjalinnya kerjasama yang baik antar kedua belah pihak untuk menciptakan iklan yang secara alami dan tidak berkesan hard selling sehingga penonton juga merasa nyaman dan tetap menikmati alur cerita seolah-olah produk Kopiko menjadi bagian dalam drama Vincenzo dan juga produk placement ini melibatkan aktor dan aktris top korea sehingga sangat berdampak dan menjadi trending topic secara nasional dan internasional. 

11. Jurnal Kesebelas berjudul “Representasi Mitos Kecantikan Dan Gaya Hidup Sehat Dalam Drama Korea (Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Drama Korea Oh My Venus)” Alice Sanny Vembry, Urip Mulyadi, Made Dwi Adnjani

Mtode Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat visual berupa gambar, simbol – simbol, maupun narasi yang ada dalam drama yang menggambarkan atau yang merepresentasikan pada permasalahan kecantikan, gaya hidup sehat dan kepercayaan diri. Menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan dasar analisis semiotika, menggunakan model semiotika dari Roland Barthes yang berfokus pada tanda – tanda, simbol dan teks yang ditayangkan dalam drama, sehingga peneliti dapat memahami kode dibalik tanda dan teks dalam drama tersebut. Berdasarkan hasil analisis menggunakan semiotika Roland Barthes dari pemaknaan denotasi, konotasi dan mitos mengenai mitos kecantikan wanita dan penerapan gaya hidup sehat pada drama Oh My Venus dapat disimpulkan bahwa mitos kecantikan mengakibatkan seorang wanita rela melakukan apa saja tanpa memikirkan kesehatan diri sendiri. Memiliki obsesi ingin mengikuti mitos kecantikan, wanita juga kerap menggunakan metode gaya hidup sehat demi membentuk tubuh yang sempurna dengan mengatur pola tidur, pola makan dan berolahraga. Namun, nyatanya terkadang dengan mengikuti mitos gaya hidup sehat yang berlebihan justru akan berdampak pada diri sendiri, karena seperti apapun wanita menjaga dan merawat dirinya akan ada masa dimana ia akan memiliki perubahan di tubuhnya seiring berjalannya waktu, kondisi dan usia. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan juga bahwa setiap wanita pada dasarnya cantik apabila memiliki kepribadian yang baik dan tidak harus mengikuti standar mitos kecantikan yang dikonstruksi oleh media maupun masyarakat. Realitanya atau pada kenyataannya konsep kecantikan tidak bisa hanya dipandang dari segi fisik saja, karena pada dasarnya setiap wanita memiliki point lebih yang dimiliki untuk terlihat cantik. Jika wanita terus mengikuti mitos kecantikan yang berlaku di masyarakat, maka standar kecantikan yang terbentuk akan membuat wanita terus mengalami kesulitan karena cantik atau tidak cantik akan selalu muncul stigma bahwa perempuan cantik bisa dengan mudah dilecehkan, dan wanita yang tidak cantik bisa dibully karena tidak memenuhi standar kecantikan tersebut. Cantik atau tidak cantik, gaya hidup sehat menjadi hal yang lebih penting dibandingkan memenuhi standar mitos kecantikan.

12.  Jurnal Keduabelas berjudul “Fenomena dan Pandangan Pria dalam Menonton Drama Korea” Fathul Qorib, Olievia Fitri 

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian deskriptif digunakan untuk menganalisis data, mendeskripsikan atau mengilustrasikan informasi yang telah dikumpulkan dan akan digunakan untuk membuat kesimpulan di masa mendatang. Informasi yang terkumpul di sini berupa penilaian penonton pria terhadap pengaruh film Drama Korea terhadap gaya hidup mereka. Drama Korea tidak hanya ditujukan untuk perempuan. Meskipun sering dikaitkan dengan popularitas di kalangan penonton perempuan, Drama Korea menarik minat penonton dari berbagai latar belakang, termasuk penonton laki-laki. Drama Korea menawarkan berbagai genre yang dapat menarik perhatian penonton laki-laki. Misalnya, drama aksi dan thriller dengan plot yang menegangkan dan adegan pertarungan yang menarik dapat menjadi daya tarik bagi penonton laki-laki yang menyukai aksi dan kegembiraan. Selain itu, Drama Korea dengan latar sejarah atau politik juga sering menghadirkan intrik dan konflik yang menarik bagi penonton laki-laki yang tertarik pada aspek-aspek tersebut. Karakter-karakter laki-laki dalam Drama Korea sering kali digambarkan dengan sifat-sifat yang kuat dan inspiratif. Protagonis laki-laki dalam Drama Korea sering memiliki keberanian, keadilan, dan keteguhan yang bisa menjadi teladan bagi penonton laki-laki. Korea juga menawarkan aspek produksi yang menarik bagi penonton lakilaki. Sinematografi yang indah, penggunaan efek visual yang mengesankan, dan tata kostum yang detail dapat menarik minat penonton laki-laki yang menghargai aspek teknis dan visual dalam suatu drama. Terlebih sekarang banyak konten kreator Tik Tok salah satu akunya bernama Alex, dia salah satu Laki-laki yang menonton drama korea hal tersebut tida menjadi masalah, bahkan dengan itu Alex dapat mencapai cita-cita nya bertemu dengan para aktor dan aktris papan atas korea yang membintangi Drama Korea terpopuler dengan begitu juga Alex dapat mewawancarai langsung, Jadi gender seharusnya bukan masalah untuk menonton Drama Korea.  

13. Jurnal Ketigabelas berjudul “Literasi Keuangan dari Drama Korea: Studi Netnografi Atas Konstruksi Nilai” Luky Patricia Widianingsih, Cliff Kohardinata

Metode netnografi digunakan dalam penelitian ini. Netnografi juga disebut sebagai etnografi berbasis internet atau digital yang mempelajari budaya dan komunitas virtual (online) dimana terdapat percakapan, interaksi, kebiasaan, struktur sosial dan nilai didalamnya (Kozinets, 2002a; Kozinets, 2015b; Morais, Santos, & Gonçalves, 2020). Metode ini relevan karena realitas kini tidak hanya realitas fisik, namun juga realitas virtual. Melalui netnografi, fokus untuk memahami makna Journal of Education Research, 5(1), 2024, Pages 718-727 Journal of Education Research 720 manusia di dunia yang terus berubah dapat dilakukan, khususnya bagaimana teknologi mengubah pengalaman manusia. Interaksi masyarakat yang dilakukan dalam bentuk virtual atau online merekam jejak digital yang dapat merepresentasikan makna nilai yang sedang berlangung. Sajian Drama Korea ternyata berhasil mengkonstruksikan makna literasi keuangan masyarakat melalui proses reflektif. Makna literasi keuangan terkonstruksi dengan lebih mendalam dengan hadirnya penguatan dimensi spiritual dan religi yang membalut tujuan akhir dari seseorang memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan atas keuangan. Dimensi ini menjadi keunikan temuan nilai literasi keuangan penelitian ini. Implikasi temuan penelitian ini dapat bermanfaat bagi lembaga keuangan bank maupun non-bank dalam mengembangkan produk keuangan berbasis prinsip-prinsip religius maupun produk keuangan yang memiliki tujuan “beyond” seperti produk yang mengakomodir tujuan sustainability, tujuan sosial, tujuan tabungan ibadah dan tujuan-tujuan lainnya yang tidak hanya materilialistik oriented saja. Temuan penelitian ini juga membuka peluang penelitian lebih lanjut untuk melihat sejauhmana kontribusi dimensi spiritual dan religius tersebut dalam mempengaruhi sikap dan perilaku keuangan seseorang.

14. Jurnal Keempatbelas berjudul Representasi Ideologi Gender di Korea Selatan dalam Drama Korea “Because This Is My First Life” Eka Herlina

Metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis wacana untuk mengetahui ideologi gender dibalik cerita menarik dari sebuah drama berjudul “Because This Is My First Life”. Metode tersebut digunakan karena sumber data yang dianalisis adalah data kualitatif yang berkaitan dengan topik penelitian, seperti data yang mengimplikasikan pandangan dan karakteristik kehidupan perempuan dan budaya konfusionisme. Penelitian ini memperlihatkan ideologi Patriarki yang masih terjadi dalam masyarakat modern Korea Selatan. Nilai budaya dari pengaruh paham konfusionisme menguat patriarki itu sendiri dalam kehidupan sosial masyarakat. Jiho memperlihatkan bagaimana menyikapi nilai budaya tersebut dengan keegoisan bertindak sesuka hati demi prioritasnya terhadap kebahagiaan akan cinta yang ia jalani bersama Nam sehee. Sementara, Soo-ji adalah gambaran yang tidak peduli akan nilai budaya yang ada di Korea Selatan lazimnya kehidupan modernisasi era abad 21 saat ini. Namun, apa yang di alami oleh Sooji adalah realitas sebenarnya yang terjadi di Korea Selatan mengenai permasalahan gender. Bahwa perempuan masih saja dianggap dibawah laki-laki. Sehingga dalam dunia kerja perempuan masih kerap mengalami diskriminasi. Kesetaraan di Korea sendiri terbilang cukup memprihatinkan. Dalam The Gender Gap Index yang dirilis oleh World Economic Forum pada 2016 lalu, Korea Selatan berada di urutan ke-116 dari 144 negara untuk peringkat kesetaraan gender. Negara ini dinilai sebagai yang terburuk dalam hal diskriminasi terhadap wanita yang bekerja di antara 29 anggota Organisasi untuk kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, menurut indeks yang diungkap majalah Inggris The Economist. Dalam penelitiaan ini sampai sekarang juga masih ada permasalahan gender dimana perempuan dianggap rendah oleh laki-laki atau bisa disebut dengan budaya patriarki, budaya tersebut stigma tersebut susah dihilangkan karena budaya tersebut terus melekat apabila dari pihak laki-laki tida meu menerima perempuan tersebut maka akan dipandang dengan rendah selalu olehnya. Dengan begitu sebagai wanita harus lebih mandiri, bekerja dengan baik, punya status sosial yang tinggi agar tidak dipandang rendah.  

15. Jurnal Kelimabelas berjudul “PENGARUH MAKANAN TRADISIONAL PADA DRAMA KOREA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN INDONESIA KE KOREA SELATAN” Suci Sandi Wachyuni, Zephira Aisya Dalimarta, Fernanda Stefani, Hapsari Nindya Kinasih, Liem, Christina Puspitasari, Muhammad Farrel Aldean Hermanto

Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode survey dan instrumen berupa kuesioner yang disebarkan melalui sosial media masingmasing peneliti. Pengaruh makanan tradisional Korea Selatan yang ditampilkan pada drama ini ternyata memang menarik wisatawan Indonesia untuk berkunjung Korea Selatan. Pasalnya aspek makanan tradisional dengan indikator penyajian dan cita rasa memiliki nilai tertinggi yang berarti bahwa visualisasi yang ditampilkan pada drama berhasil menarik perhatian yang ditambahkan dengan paduan cita rasa menjadikan hal ini memotivasi wisatawan Indonesia untuk berkunjung ke Korea Selatan. Pada variabel motivasi, pull factor merupakan sebuah pengaruh terbesar untuk wisatawan Indonesia mengunjungi Korea. Terlihat pada bagian indikator Traditional Food Appeal dan indikator Destination Appeal ini menunjukan bahwa wisatawan Indonesia memiliki motivasi untuk mengunjungi Korea didorong dengan daya tarik atau ketertarikannya terhadap makanan tradisional Korea yang ditampilkan pada drama. Pada variabel push factor, indikator Taste of Food mendapat nilai tertinggi dengan keinginan wisatawan mencicipi cita rasa otentik yang dimiliki oleh makanan tradisional khas Korea yang ditampilkan pada drama. Walaupun begitu tidak semua variabel dan indikator mendapatkan poin tertinggi dan menjadi alasan atau motivasi wisatawan Indonesia berkunjung ke Korea Selatan. Mengingat bahwa wisatawan Indonesia tidak terlalu memperdulikan kondisi suhu pada makanan yang disajikan sehingga hal ini tidak terlalu menjadi aspek penting. Pasalnya wisatawan Indonesia hanya ingin sekedar mencicipi saja. Di lain itu, pada variabel pull factor dengan indikator Core Food Tourism Appeal tidak terlalu mendapatkan banyak perhatian, pasalnya wisata makanan atau Food Tourism ini tidak menarik wisatawan Indonesia untuk melakukan kegiatan seperti mengikuti festival makanan dan pembelajaran teknik memasak makanan tradisional. Karena pada dasarnya, wisatawan Indonesia hanya ingin datang dan menikmati tanpa memperdulikan proses pembuatannya. Ditambah dengan indikator Socialization yang memiliki nilai terendah dimana wisatawan Indonesia lebih banyak menghabiskan waktu untuk berwisata dan melakukan keperluan pribadinya ketimbang melakukan interaksi dan sosialisasi dengan masyarakat lokal. Sehingga didapati bahwa motivasi utama kunjungan akibat dari pengaruh secara langsung Makanan Tradisional yang ditampilkan pada drama Korea tinggi serta menggugah para penikmat drama untuk secara langsung mencoba makanan tradisional Korea baik di Indonesia maupun di Korea Selatan. Walaupun pengaruh secara langsung Makanan Tradisional menjadi andil dalam main motivation untuk motivasi berkunjung, nampaknya pengaruh tak langsung dari motivasi lain seperti pergi berlibur juga meliputi atau menjadi alasan wisatawan Indonesia mengunjungi Korea Selatan. Oleh karena itu, pengaruh positif yang didapatkan dari motivasi wisatawan Indonesia berkunjung ke Korea Selatan dapat mempengaruhi jumlah tingkat kunjungan yang secara signifikan.

16. Jurnal Keenambelas berjudul “Representasi Stigmatisasi Korea Utara oleh Masyarakat Korea Selatan Melalui Drama Seri Extraordinary Attorney Woo” Jazzy Tiara Femisyah, Suzy Azeharie

Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif. Menurut Denzin & Lincoln, penelitian kualitatif merupakan penelitian dengan latar alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Berdasarkan adegan drama seri Extraordinary Attorney Woo episode keenam yang tayang tahun 2022 menunjukkan bahwa: a. Masih ada masyarakat Korea Utara yang berusaha membelot ke Korea Selatan karena memiliki ekspektasi bahwa mereka dapat diterima dengan baik karena memiliki keterikatan sejarah dan juga etnis yang kuat, serta bahasa yang mirip. b. Pembelot Korea Utara tidak memiliki kepercayaan kepada masyarakat Korea Selatan karena banyak masyarakat yang memperlakukan pembelot Korea Utara secara berbeda dan dianggap rendah. Jazzy Tiara Femisyah, Suzy Azeharie: Representasi Stigmatisasi Korea Utara oleh Masyarakat Korea Selatan Melalui Drama Seri Extraordinary Attorney Woo c. Terdapat stigma bahwa pembelot Korea Utara merupakan kriminal atau memungkinkan untuk melakukan kejahatan. d. Terdapat stigma bahwa pembelot Korea Utara bukan bagian dari masyarakat Korea Selatan. e. Bantuan yang diberikan pemerintah dianggap seperti membagikan insentif kepada penjahat. Dikaji dengan menggunakan semiotika Charles Sander Pierce dengan menganalisis tanda, objek, dan interpretant, dapat disimpulkan bahwa drama seri Extraordinary Attorney Woo episode keenam tidak hanya merepresentasikan stigmatisasi pembelot Korea Utara yang terjadi di Korea Selatan yang masih ada hingga saat ini, namun juga dekonstruksi makna yang berusaha menyampaikan pesan bahwa stigmatisasi tersebut bukanlah hal yang benar.

17. Jurnal Ketujuhbelas berjudul “Restriksi Perempuan untuk Berpolitik Melalui Drama (Studi Kasus Drama Korea Rookie Historian Goo Hae Ryung)” Kriston Theonaldy, Suzy Azeharie 

Menggunakan metode penelitian kualitatif dalam penulisan penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian ini, ideologi Konfusianisme adalah dasar sistem pemerintahan pada era dinasti Joseon (1392 – 1910). Namun segala peraturan dan larangan dalam pembatasan perempuan terutama berpolitik bukan karena ajaran Konfusianisme, tetapi karena pejabat negara yang membuat aturan tersebut. Adegan pada drama Korea Rookie Historian Goo Hae-ryung menunjukkan beberapa bentuk pembatasan perempuan untuk berpolitik yaitu dengan pelarangan hak kebebasan, pengakuan dari rekan kerja, pengecualian dari pekerjaan yang dilakukan, pembatasan dengan kekerasan, dan pembatasan dengan pelecehan verbal. Selain pembatasan perempuan untuk berpolitik, perempuan juga dibatasi haknya dalam perkawinan dan perdagangan. Perempuan tidak boleh menikah kembali jika bercerai dan tidak boleh melakukan perdagangan karena hanya empat peran publik yang diakui, yaitu sebagai dayang, tabib, dukun, dan penghibur.

18. Jurnal Kedelapanbelas berjudul “Diskriminasi Perempuan Penyandang Difabel Dalam Drama Korea Extraordinary Attorney Woo (2022)” Muhammad Fadhlil Adhim, Sulyana Dadan, Hendri Restuadhi, Tri Wuryaningsih

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menjelaskan diskriminasi yang dialami oleh perempuan difabel (autis) dalam drama Korea Extraordinary Attorney Woo (2022). Penelitian ini akan menjadikan adegan dalam drama Korea tersebut sebagai data primer, adegan tersebut berisi gambar, dan kata-kata yang diucapkan tokoh dalam drama Korea tersebut yang akan menjadi perhatian utama dari penelitian ini, sehingga penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan penelitisn kualitatif.  Peneliti menggunakan analisis semiotika Roland Barthes untuk mengetahui diskriminasi pada perempuan penyandang difabel dalam drama tersebut. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa ditemukan tiga adegan yang mempresentasikan diskriminasi pada perempuan penyandang difabel dalam film Drama Korea Extraodinary Attorney Woo. Makna denotasi yang muncul dalam 3 adegan film yang merepresentasikan diskriminasi pada perempuan penyandang difabel (autis) yaitu terdapat diskriminasi yang dialami oleh Woo Young Woo dalam pekerjaannya sebagai pengacara dan kehidupan bermasyarakatnya. Lalu makna konotasi dalam film ini adalah bagaimana film drama Korea ini menyampaikan pesan bahwa menjadi perempuan penyandang difabel dengan spektrum autis tidaklah mudah. Terdapat mitos yang muncul dalam film ini seperti stigma negatif bahwa perempuan difabel (autis) yang serba kekurangan, berpikiran lemah dan tak berdaya serta beban bagi pasangannya dan aib bagi orang lain. Selain itu, hasil dari analisa teori Stigma Erving Goofman memberikan kesimpulan bahwa stigma yang sudah diberikan kepada perempuan penyandang difabel (autis) termasuk kedalam stigma blemishes of individual character. Stigma semacam ini mengakibatkan diskriminasi. Kesadaran masyarakat dan perubahan sikap sosial harus diterapkan sehingga pihak yang terdiskriminasi akibat stigma dapat diperlakukan dengan lebih adil dan manusiawi.

19. Jurnal Kesembilanbelas berjudul “REPRESENTASI KEKERASAN PADA TAYANGAN DRAMA KOREA LAST EMPRESS” Galuh Condro Arum

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bentuk kekerasan khususnya yang dilakukan oleh Kaisar pada tayangan drama korea The Last Empress. Kekerasan merupakan tindakan yang mengacu pada sikap yang tidak manusiawi, sehingga dpat menyakiti oang lain yang menjadi korban. Dalam penelitian ini, ditemukan adegan kekerasan yang dilakukan oleh kaisar melalui tanda yang muncul pada level realitasz, yaitu aspek penampilan dan perilaku kasar. Pada aspek tersebut meliputi kostum dan gaya berpakaian yang elegan dengan menggunakan kemeja berwarna gelap sepert hitam dan coklat hal tersebut memberikan penegasan bahwa kaisar merupakan orang yang berkelas, kuat serta kaisar memilki kekuasaan. 

20. Jurnal Keduapuluh berjudul “DRAMA KOREA DAN IMITASI GAYA HIDUP: STUDI KORELASI PADA MAHASISWA KPI IAIN SURAKARTA” Susi Kurniawati, Rhesa Zuhriya Briyan Pratiwi

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian jenis ini bersumber pada realitas yang dianggap konkret, terukur dan terverifikasi, serta dapat diamati dengan panca indera. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara menonton drama Korea dengan perilaku imitasi gaya hidup. Berdasarkan analisis korelasi menunjukkan bahwa variabel menonton drama Korea dengan variabel perilaku imitasi gaya hidup memiliki hubungan yang sangat kuat. Hubungan yang paling kuat ditunjukkan pada aspek frekuensi pada variabel menonton drama Korea dan aspek afektif pada variabel perilaku imitasi gaya hidup. Hal ini juga dapat dilihat dari nilai korelasi pada penelitian ini adalah 0,806 sehingga dapat disimpulkan dalam penelitian ini bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. 

Daftar Pustaka

  • Ardia, Veida (2014). “Drama Korea dan Budaya Populer”. Jurnal Komunikasi, Volume 2, Nomor 3, Mei-Agst 2014, halaman 12-18
  • Rahayu Putri Prasanti, Ade Irma Nurmala Dewi. Dampak Drama Korea (Korean Wave) terhadap Pendidikan Remaja”. Lectura: Jurnal Pendidikan 11(2), 256-269, 2020
  • Diva Aulia Topan, Niken Febriana Ernungtyas.  “PREFERENSI MENONTON DRAMA KOREA PADA REMAJA” JURNAL PUSTAKA KOMUNIKASI, Volume 3, No. 1, Maret 2020, 37-38
  • Luvita Apsari, Marina Dwi Mayangsari, dan Neka Erlyani “PENGARUH PERILAKU MODELING PADA TAYANGAN DRAMA KOREA TEHADAP CITRA DIRI REMAJA PENGGEMAR DRAMA KOREA”. Vol 3, No 3 2016  Apsari, L., dkk, Citra Diri, Perilaku Modeling.
  • Fransiska Nikola Cahya Wardani “Penggambaran Individualisme dalam Drama Korea Happiness”
  • Herpina, Amsal Amri  “Dampak ketergantungan menonton Drama Korea terhadap perilaku mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Syiah Kuala”. Jurnal Mahasiswa FISIP Unsyiah Volume 2, Nomor 2: 1-13 Januari 2017 
  • M. Ichsan Nawawi, Nurul Anisa, Nurul Magfirah Syah, Muhammad Risqul, Aidah Azisah , Taufik Hidayat. “Pengaruh Tayangan K-Drama (Korean Drama) terhadap motivasi belajar”. Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 6 Tahun 2021 Halm 4439-4447
  • Naomi Feby Yolanda Br Saragih, S. Rouli Manalu, Djoko Setyabudi “HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON DRAMA KOREA DAN TINGKAT KESUKAAN MUSIK POP KOREA DENGAN MINAT BELAJAR BAHASA KOREA PADA REMAJA” 
  • Krisna Ayu Wulandari “EFEKTIVITAS PRODUCT PLACEMENT HYUNDAI PADA DRAMA KOREA DESCENDANTS OF THE SUN TERHADAP BRAND AWARENESS SURVEY PADA PENONTON DRAMA KOREA DOTS DI TANGERANG”
  • Sri Lydianingsih Galingging, Ahmad Budiman “STRATEGI DAN DIMENSI PRODUCT PLACEMENT PERMEN KOPIKO PADA DRAMA KOREA (STUDY PADA SERIAL DRAMA TELEVISI KOREA VINCENZO)”Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol.1, No.11, Juli 2022
  • Alice Sanny Vembry, Urip Mulyadi, Made Dwi Adnjani “Representasi Mitos Kecantikan Dan Gaya Hidup Sehat Dalam Drama Korea (Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Drama Korea Oh My Venus)” JURNAL ILMIAH SULTAN AGUNG Universitas Islam Sultan Agung Semarang, 15 Maret 2023 
  • Fathul Qorib, Olievia Fitri  “Fenomena dan Pandangan Pria dalam Menonton Drama Korea” Indonesian Social Science Review (ISSR) Volume 1 Nomor 1 (2023) Pg 75 - 86
  • Luky Patricia Widianingsih, Cliff Kohardinata“Literasi Keuangan dari Drama Korea: Studi Netnografi Atas Konstruksi Nilai”
  • Eka Herlina Representasi Ideologi Gender di Korea Selatan dalam Drama Korea “Because This Is My First Life” Pantun Jurnal Ilmiah Seni Budaya ~ Vol. 3 No. 1 Juni 2018
  • Suci Sandi Wachyuni, Zephira Aisya Dalimarta, Fernanda Stefani, Hapsari Nindya Kinasih, Liem, Christina Puspitasari, Muhammad Farrel Aldean Hermanto “PENGARUH MAKANAN TRADISIONAL PADA DRAMA KOREA TERHADAP MOTIVASI BERKUNJUNG WISATAWAN INDONESIA KE KOREA SELATAN” Journal of Tourism Destination and Attraction Volume 11 No.1 Juni 2023.
  • Jazzy Tiara Femisyah, Suzy Azeharie “Representasi Stigmatisasi Korea Utara oleh Masyarakat Korea Selatan Melalui Drama Seri Extraordinary Attorney Woo”
  • Kriston Theonaldy, Suzy Azeharie “Restriksi Perempuan untuk Berpolitik Melalui Drama (Studi Kasus Drama Korea Rookie Historian Goo Hae Ryung)” 
  • Muhammad Fadhlil Adhim, Sulyana Dadan, Hendri Restuadhi, Tri Wuryaningsih. “Diskriminasi Perempuan Penyandang Difabel Dalam Drama Korea Extraordinary Attorney Woo (2022)”.Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024 Page 4807-4822
  • Galuh Condro Arum. “REPRESENTASI KEKERASAN PADA TAYANGAN DRAMA KOREA LAST EMPRESS” Jurnal Ilmu Sosial, Seni, Desain dan Media Vol. 1 No.1, Februari 2021, pp. 10-16
  • Susi Kurniawati, Rhesa Zuhriya Briyan Pratiwi. “DRAMA KOREA DAN IMITASI GAYA HIDUP: STUDI KORELASI PADA MAHASISWA KPI IAIN SURAKARTA”. Academic Journal of Da’wa and Communication, Vol. 2, No. 2, Juli - Desember 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekspresi Diri

ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES PADA POSTER FILM SIKSA KUBUR

CGI dalam Pembuatan Film